Oleh : Ellysabeth Surat Lelan
Setelah beberapa bulan lalu MITRA HIJAU PAPUA istirahat sejenak dari segala aktivitas dan rutinitasnya, tahun 2016 ini adalah target kami untuk lebih banyak melakukan sesuatu yang bisa membangun dan menyadarkan masyarakat, lebih khususnya kepada para generasi muda agar lebih peduli lagi pada lingkungan. Bukan hanya soal aksi nyata di lapangan, namun lebih kepada banyak menulis wacana atau melakukan sebuah pendekatan menurut kami.
Berbicara soal lingkungan, pada 17 februari 2016, kami menerima undangan dari Forum Peduli Port Numbay Green (FPPNG) yang meminta partisipasi kami dalam sebuah ‘Kampanye Damai HPSN’ yang dilakukan di 3 arah di kota Abepura yaitu dari : 1. Tanah Hitam-Lingkaran Abe, 2.Kampus USTJ-Lingkaran Abe, 3. Gor Waringin Kotaraja-Lingkaran Abe. ‘Kampanye Damai HPSN’ dilakukan bersamaan dengan surat edaran dari Dirjen Pengelolahan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, nomor SE-06/PSLB3-PS/2015 tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Ritel Modern yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada minggu, 21 februari 2016.
Pada kesempatan tersebut, komunitas MITRA HIJAU PAPUA diwakili oleh saudara Adrian Singgamui, Agnita Kareyau, Kustanti Dalle dan Ellysabeth Surat Lelan. Sedangkan komunitas yang lain (selain MITRA dan FPPNG) ada Komunitas Rumah Belajar Papua, beberapa komunitas pecinta lingkungan lainnya, siswa-siswi sekolah, mahasiswa, jurnalis (salah satunya dari Kompas), masyarakat lokal setempat bahkan seorang WNA pun turut menjadi bagian momen sakral ini. Jumlah kami tidak dapat dikategorikan dalam jumlah yang banyak, namun kami sempat membuat jalanan macet karena orang-orang yang berlalu lalang saking memperhatikan papan-papan yang kami pegang tersebut dan orasi yang berapi-api oleh Kak Andre Liem dan Pak Fredy Wanda. Meskipun kami bergerak dibawah matahari yang semakin siang semakin panas, kami tidak menyerah dan tetap banyak hal yang diorasikan. Seakan terdengar seperti ‘sebuah seruan pertobatan’. Tentang keadaan Abepura bahkan Jayapura pada masa dulu yang begitu bersih dan sekarang dimana tempat ini sekarat. Tentang bagaimana masyarakat harus mulai dengan ‘diet kantong plastiknya’, karena menurut data yang kami temukan, kota Jayapura menghasilkan sampah plastik sebesar 386 ton/tahun. Ini bukan jumlah yang sedikit, jumlah yang sangat banyak namun siapa yang akan peduli pada angka ini? Masyarakat yang mendengar dan membaca papan-papan yang terukir indah ini, kiranya mereka mulai menyadari bahaya yang ditimbulkan dari kantong plastik. Harapan kami, dengan adanya ‘Kampanye Damai HPSN’ ini dan tentunya dengan keterbatasan jumlah kami, beberapa orang akan mulai tergerak hatinya dan mulai bergabung bersama kami memerangi banyaknya produksi kantong plastik yang beredar banyak dipasaran ini agar dapat terwujudnya program Indonesia Bebas Sampah 2020 demi kehidupan generasi yang mendatang yang lebih baik.
Berikut beberapa fakta mengenai kantong plastik :
- Bahan utama dari minyak bumi dan gas alam cair, ditambah lagi bahan kimia lainnya untuk menghasilkan sebuah kantong plastik. Untuk memproduksi kantong plastik di Indonesia saja butuh 12 juta barel minyak bumi/tahun atau setara dengan 11 Trilyun Rupiah.
- Butuh 100-500 tahun untuk bisa terurai. Kalau dimusnahkan dengan cara dibakar, berarti asapnya akan membahayakan kesehatan kita karena mengandung senyawa karsinogenik seperti
- Rata-rata setiap orang di Indonesia memakai 700 lembar kantong plastik/tahun. kalau penduduk Indonesia ada 250 juta jiwa berarti ada 175 milyar lembar sampah kantong plastik/tahun. bagaimana dengan Kota Jayapura? dengan populasi penduduk 275,694 jiwa (sumber : BPS 2015) x 700 lembar berarti sekitar 192.985.800 lembar kantong plastik/tahun. (baca : seratus sembilan puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu delapan ratus)
- 80 persen sampah dilaut/perairan itu sampah plastik termasuk kantong plastik. Sampah plastik juga akan membuat hewan-hewan dilaut maupun danau mati. Contoh di Kota Jayapura ; Teluk Yotefa dan Danau Sentani
Jadi, bagaimana? Apakah anda sudah menyadari bahaya dari kantong plastik? Kebanyakan orang yang kami temui, sudah mengetahui bahayanya hanya saja sulit sekali bagi mereka untuk melakukan ‘diet kantong plastik’ ini. Jikalau sangat sekali sulit untuk mengurangi pemakaian kantong plastik, anda bisa mencoba beberapa tips berikut ini : (rekomendasi FPPNG)
- Jika hendak pergi berbelanja, usahakan untuk membawa kantong plastik yang masih bisa dipakai (dari rumah)/ kantong yang dapat anda gunakan berulang kali.
- Anda bisa membawa kantong belanja ramah lingkungan seperti tote bag/reusable bag.
- Kalau anda berdomisili di daerah Papua, silahkan gunakan noken jika hendak pergi berbelanja. Noken lebih praktik dan mempunyai dua sudut aspek yang menguntungkan. Pertama, sebagai pengganti kantong plastik dan yang kedua, anda dapat melestarikan budaya.
- Jikalau anda membeli makanan diluar, usahakanlah agar anda membawa sendiri wadah makanan (food container) dari rumah, atau juga bisa langsung makan ditempat tersebut.
Apakah anda hanya akan diam ketika beberapa solusi telah kami tawarkan? Ayoo.. mari kita sama-sama mengurangi pemakaian kantong plastik dengan langkah kecil diawal namun jangan jangan takut untuk mengambil langkah besar berikutnya, terutama untukmu para generasi muda. Mari terus berkarya dan menciptakan inovasi yang ramah bagi lingkungan demi program Indonesia Bebas Sampah 2020 dan kehidupan generasi mendatang yang lebih baik.
Salam Hijau!
#gerakanrakyat_hijaukanbumi_portnumbay #savetelukyoutefa #BebasSampah2020